Jumat, 16 April 2010

perselisihan yang melibatkan makam mbah priyo

[Jusuf Kalla Menjengguk Korban Makam Mbah Priok] Jusuf Kalla Menjengguk Korban Makam Mbah Priok

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) M Jusuf Kalla menjenguk para korban kericuhan di makam Mbah Priok yang dirawat di RSUD Koja dan RSU Tarakan.

Kehadiran JK di kedua RS di Jakarta Utara, Jumat (16/4/2010) petang tersebut untuk melihat langsung kondisi para korban.

Di dua RS tersebut masih dirawat beberapa korban luka-luka. Saat tiba di RSUD Koja, JK disambut Direktur RSUD Koja, dr. Fauzi Asman.

Di RS ini JK menjenguk dua orang warga Koja dan dua orang anggota Satpol PP yang dirawat intensif.

JK juga memasuki salah satu kamar dan menjenguk pasien yang bernama Bayu Listianto. Anak lelaki berusia 11 tahun ini adalah salah satu korban.

Dalam kesempatan itu JK juga melakukan dialog langsung dengan Bayu dan orangtua Bayu di ruang rawatnya.

Usai dari RSUD Koja, JK berkunjung ke RSU Tarakan. Di rumah sakit ini, JK juga menjenguk dua orang anggota Satpol PP yang sedang dirawat intensif (di ruang ICU) karena mengalami luka berat.

Selain itu, Jusuf Kalla juga menjenguk Wahyudin, seorang santri remaja usia 19 tahun yang menjadi korban luka.

"Perlu dan penting terjalin komunikasi yang baik antara pihak yang berkonflik dalam masalah ini," kata Jusuf Kalla.

Kericuhan antara warga yang menolak pembongkaran makam Mbah Priok dan Satpol PP, di Tanjung Priok, Rabu menyebabkan 130 orang luka, tiga orang tewas.
komentar...
yang salah siapa atas kasus ini...
kedua belah pihak merasa benar. aparat yang menjalankan tugasnya harus berhadapan dengan masyarakat yang percaya dengan agamaya. mbah priyo adalah penyebar agama Islam di daerah tanjung priok. maka dai daerah itu disebut tanjung priok yang berasal dari nama mbah priyo tersebut. sebetulnya di perlukan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak agar terjadi kesepakatan untuk ketertiban daerah di sana.

Kamis, 08 April 2010

Trypanosoma cruzi merupakan filum dari Mastighopora atau Flagellata, yang merupakan organisme yang bergerak dengan bulu getar atau flagel. Mastighopora yang bersifat parasit adalah genus Trypanosoma dan genus Trichomonas. Trypanosome cruzi sering disbut juga Trypanosoma cruzi cruzi Chagas, dan mempunyai sinonim Schizotrypanum cruzi, T. lesourdi, T. prowazeki, T. rhesii, T. vickerse. Penyakit yang ditimbulkan adalah Tripanosomosis manusia Amerika, yaitu penyakit Chagas.
Klasifikasi dari Trypanosoma cruzi
Filum : Euglenozoa Euglenozoa

Kelas : Kinetoplastea Kinetoplastea

Ordo : Trypanosomatida Euglenozoa

Famili : Trypanosomatidae Trypanosomatidae

Genus: Trypanosoma Trypanosoma

Spesies : T. T. cruzi cruzi
Trypanosoma cruzi adalah Protista kelas Kinetoplastea, keluarga Trypanosomatidae, dicirikan dengan adanya satu flagela dan satu mitokondria, di mana para genom disusun dalam sebuah jaringan yang rumit dan kompak yang dikenal sebagai kinetoplast. Ini adalah parasit intraselular dengan melibatkan siklus hidup vertebrata dan invertebrata.
Ini adalah morfologi dari Trypanosoma cruzi


Ini menampilkan tiga cara yang berbeda: amastigote, epimastigote dan trypomastigotes.
Amastigote: bulat atau oval, adalah reproduksi terbentuk di dalam sel-sel mammalia.
Epimastigote: panjang, dengan kinetoplast terletak di sebelah anterior inti, adalah bentuk reproduksi dalam saluran pencernaan invertebrata dan budaya.
Trypomastigotes: terlalu panjang, namun kemudian menemukan kinetoplast ke inti. Hal ini dalam darah mamalia dan merupakan bentuk infektif mereka.
Hospes
Menurut Norman D. Levine manusia adalah hospes yang paling penting dari T. cruzi. Diperkirakan bahwa lebih dari 10 juta orang terinfeksi, termasuk 4-6 juta orang di Brazilia, 2,3 juta di Argentina, 2 juta di Columbia, dan 0,6 juta di Venezuela. Banyak spesies dari hewan liar dan hewan peliharaan ditemukan terinfeksi dan merupakan reservoir untuk infeksi manusia. Goble (1970) mendaftar 79 spesies hospes alami dan 20 spesies hospes eksperimental yang terdapat pada ordo-ordo mammalia yaitu Marsupialia, Carnivora, Rodentia, Lagomorpha, Edentata, Primata, dan Artiodactyla. Miles (1979) mengatakan bahwa terpisah dari organisme-organisme yang menyerupai T. cruzi yang brsifat kosmopolit pada kelelawar, ada 100 spesies lebih mammalia dari delapan ordo diketahui mengandung Schizotrypanum di Belahan bumi Barat.
T. c. cruzi ditemukan pada Sembilan kasus fatal pada anjing-anjing di Texas (Willians et al., 1977) dan juga ditemukan pada anjing di Lousisiana (Synder et al., 1980) dan bahkan di Indian (Anon, 1979). Kasus terakhir ini mungkin disebabkan oleh masuknya racun ke dalam daerah itu sebagai rencana penambahan hewan liar dari perkumpulan-perkumpulan berburu lokal.
Lokasi
Tripanosoma-tripanosoma ditemukan di dalam darah pada awal infeksi. Kelak kemudian mereka memasuki sel-sel sistem retikuloendotelial, jantung, daging bergaris melintang, dan jaringan-jaringan lainnya. Di dalam susunan saraf pusat mereka ditemukan di dalam sel-sel neuroglial. Bentuk-bentuk trypomastigote terdapat di dalam darah; bentuk-bentuk amistogote, epimastigote, dan trypomastigote terdapat di dalam sel.

Trypanosoma cruzi



Gb. Trypanosoma dalam darah

Penyebaran Geografik
T. c. cruzi terdapat di Amerika Selatan, dari Argentina Utara, Antillen, Amerika Tengah ke Amerika Serikat Selatan. T. c. cruzi terutama terdapat pada tikus hutan (woodrat) di negara bagian Amerika Serikat Barat Daya (Texas, Arizona, New Mexico, California Selatan); ia juga terdapat pada raccoon, opossum, skunk,dan rubah abu-abu di negara bagian tenggara.
Struktur
Bentuk-bentuk di dalam darah adalah monomorfik, panjangnya 16-20µm mempunyai ujung posterior runcing dan badannya gemuk pendek (buntak) melengkung (bengkok). Kinetoplasnya subterminal dan lebih besar daripada tripanosoma lainnya dari hewan-hewan piaraan atau manusia, yang menyebabkan badannya menggembung disekelilingnya. Selaput beralunnya sempit dengan hanya ada dua atau tiga undulasi. Terdapat flagellum bebas yang sedang panjangnya. Bentuk-bentuk smestigote di dalam otot, jantung dan sel-sel jaringan lainnya berdiameter 1,5-4,0 µm dan ditemukan berkelompok. Epimastigote-epimastigote terakhir (yang terlambat) dan trypomastigote-trypomastigote di dalam jantung dan otot-otot kerangka mempunyai lapisan karbohidrat yang tidak jelas di bagian luarnya, sedangkan stadia amastigote dan epimastigote awal tidak mempunyainya.


Siklus Hidup



Gb. Siklus hidup Trypanosoma cruzi

Meskipun bentuk tripomasgote T. c. cruzi biasa ditemukan di dalam darah pada stadium awal penyakit Chagas, ia tidak erkembang biak dalam bentuk ini. Bentuk-bentuk tripomasgote masuk ke dalam sistem sel-sel retikulo endothelial, otot-otot bergaris, dan terutama otot jantung di mana mereka membulat dan menjadi bentuk amastigote. Bentuk ini berkembang biak dengan cara pembelahan biner, merusak sel-sel hospesdan membentuk sarang-sarang parasit. Beberapa mereka rupanya menjadi epimastigote. Bentuk amastigote berubah menjadi bentuk-bentuk trypomastigote yang masuk kembali ke dalam darah. Galur-galur yang berbeda, berbeda dalam virulensinya.
Vektor-vektor T. c. cruzi adalah “kissing (conenose) bugs”, anggota-anggota hemiptera familia Reduviidae, subfamilia Triatominae. Parasit-parsit ini juga juga dapat berkembang menjadi stadium infektif di dalam kutu-kutu busuk.




Miles (1979) menaftar 90 spesies Triatominae dalam 12 genera. Vektr yang paling penting di Amerika Selatan barangkali adalah Panstrongylus (sinonim Triatoma) megistus atau Triatoma infestans. Vector-vektor yang lain adalah P. megistus, Rhodmius prolixus, P. herreri, T. phyllosoma, T. barberi, R. phallescens, T. rubrovaria, T. spinolai dan T. dimidiate (Carcavallo 1970, Cedillos 1975). Di Amerika Serikat T. protracia, T. sanguisuga (sinonim T. gerstaeckeri), T. lectularius, T. longipes, T. neotomae, dan T. rubida yang ditemukan telah terinfeksi.
Nimfa-nimfa yang keduanya dari Reduviidae dapat terinfeksi dan dapat menularkan penyakit ini. Tambah pula, mungkin dapat menginfeksi kutu domba (sheep keds) (Melophagus sp.), caplak Ornithodorosdan kutu busuk secara eksperimen

Setelah mereka dihisap oleh triatominae bersama-sama dengan darah makanannya, tripanosoma-tripanosoma masuk ke dalam usus tengah. Di situ mereka menjadi bentuk-bentuk amastigote yang berkembang biak dengan cara pembelahan jadi dua lalu menjadi trypomastigote metasiklik atau membentuk epimastigote. Bentuk-bentuk epimastigote berkembang biak lebih lanjut dengan cara pembelahan jadi dua dan melanjutkan, kedalam rektum. Di sini epimastigote-epimastigote mnjadi trypomastigote-trypomastigoe metsiklik yan dikeluarkan ke dalam tinja. Siklus hidupnya di dalam hospes avertebrata mkan waktu 6-15 hari atau lebih, tergantung dari spesies serangga atau stadiumnya dan juga temperaturnya.
Trypomastigote-trypomastigote yang infektif dapat menembus selaput lender secara aktif. Triatominae umumnya berfekasi setelah makan dan kebanyakan infeksi pada orang terjadi di mana feses digosokkan ke dalam mata atau selaput-selaput lendir setelah ia menggigit. Hewan-hewan dapat terifeksi karena menjilat gigitan-gigitan mereka atau karena makan rodentia atau serangga (triatoma) yang terinfeksi. Penularan melalui transfusi darah atau melalui plasenta dapat terjadi, seperti juga dapat terjadi penularan secara oral dengan cara memakan mammalian atau vektor-vektor atau secara tidak sengaja makan bagian-bagian daripadanya, penularan melalui susu induknya yan terinfeksi, pencemaran melalui lalat, pencematran dengan air kemih atau air liur hewan-hewan yang terinfeksi berat atau melalui kecelakaan dalam laboratorium.
Pupukan
T. c. cruzi dapat dengan mudah dibiakkan di dalam berbagai media dan pupukan jaringan.
Pathogenesis
T. c. cruzi dapat menyebabkan penyakit akut atau menahun pada hewan-hewan laboratorium, tergantung dari galur parasit dan umur serta galur genetik hospesnya, anak-anak anjing dan anak-anak kucing paling rentan, diikuti secara berurutan oleh mencit dan marmot. Hospes reservoir rupanya tidak menderita hebat, begitu pula pada hewan-hewan ternak.

Epidemiologi
Infeksi-infeksi manusia oleh T. Cruzi biasa terjadi di banyak bagian Amerika tropik, termasuk Brazilia, Bolivia, Chili Utara, Colombia, Argentina Utara, Quiana Perancis, Paraguay, Uruguay dan Venezuela. Penyakit Chagas utamanya adalah suatu penyakit masyarakat yang ditandai dengan kemelaratan, kebodohan (ketidaktahuan), dan tingkat kebersihan yang rendah (Prata 1974; Mott et al., 1978).
Penyakit Chagas adalah suatu zoonosis, dengan infeksi-infeksi yang terjadi secara luas pada hewan dan manusia. Hoare (1949) menduga bahwa armadillo adalah sumber asli penyakit pada manusia di Amerika Selatan, tetapi anjing, kucing, tupai, opossum (semacam tupai), tikus hitam dan banyak lagi hewan liar juga dapat terinfeksi (Pifano, 1974), (Zeledon dan kawan-kawan 1975; Fife 1977); goldsmith dan kawan-kawan 1978; Schenone dan kawan-kawan.
Untuk informasi selanjutnya mengenai epidemiologi infeksi-infeksi T. cruzi, lihatlah tinjauan-tinjauan yang telah terdaftar di atas dan juga makalh-makalah oleh Dias dan S. F. Wood. Miles dan Rouse (1970) menulis bibliografi 200 halaman mengenai penyakit ini.
Imunologi
Faktor-faktor seluler dan humoral aktif pada imunitas. Ada pebedaan-perbedaan antigenik diantara galur-galur T. cruzi.
Dalam suatu memorandum yang dikembangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1974), ada 19 orang yang telah meninjau pengetahuan kita mengenai imunitas terhadap penyakit Chagas dan telah mendiskusikan mengenai kemungkinan perkembangan suatu vaksin terhadap penyakit ini. Akan tetapai, pada waktu ini, masih berada pada tingkat hewan percobaan.
Diagnosis
Pada stadium akut penyakit ini T. cruzi dapat ditemukan pada usapan darah tebal. Pada infeksi-infeksi menahun atau ringan, harus dipakai cara-cara lain. T. cruzi dapat dibedakan T. rangeli yang tidak pathogen dengan melihat ukurannya yang lebih kecil dan kinetoplastnya yang besar.
Salah satu cara yang paling penting ialah xendodiagnosis, yaitu inokulasi hospes-hospes vektor yang rentan. Triatominae yang dipelihara di dalam laboratorium dan bebas parasit dibiarkan makan pada individu-individu , yaitu inokulasi hospes-hospes vector yang rentan. Triatominae yang dipelihara di dalam laboratorium dan bebas parasit dibiarkan makan pada individu-individu yang terduga sakit, dan kemudian tinjanya atau ususnya diperiksa 30, 60 dan 90 hari kemudian terhadap tripanosoma-tripanosoma yang sedang berkembang.
Hewan-hewan laboratorium dapat diinokulasi. Dalam urutan kerentanan yang menurun terhadap penyakit ini, dapat disebut anak anjing, anak kucing, mencit, dan marmot. Tripanosoma ini juga dapat dibiarkan dalam medium NNN atau media lainnya.
Tripanosoma-tripanosoma dapat ditemukan pada pemeriksaan biopsy limfonoduli yang terserang, atau pada nekrosi, yaitu pada pemotongan-pemotongan otot jantung. Anthony et al., (1979) mengatakan bahwa uji ELISA adalah uji yang terpilih untuk penyelidikan seroepidemiologik. Kagan (1980 b) meninjau diagnosis imunologik, dan memberikan petunjuk-petunjuk yang spesifik untuk berbagai macam uji. Ia (1980 c) mentabulasi 10 sumber komersial untuk uji-uji dan menganjurkan uji-uji fiksasi komplemen, hemaglutonasi tidak langsung, immunoflourescence tidak langsung, aglutinasi langsung untuk diagnosis.
Pengobatan
Belum diketahui obat yang benar- benar memuaskan untuk pengobatan infeksi T. cruzi. Mungkin yang terbaik ialah derivat nitrofurfurylidene nifurtimox (Bayer 2502, Bay 2502, Lampit).
Pengendalian
Pengendalian infeksi-infeksi T. cruzi pada manusia tergantung pada menghilangkan kemiskinan dan kebodohan, perbaikan peruimahan, dan pemberantasan triatominae dari rumah-rumah. Tindakan terakhir ini juga mencegah sebagian besar infeksi pada anjing-anjing dan kucing-kucing peliharaan. Penaburan dan penyemprotan rumah-rumah dengan residu lindane telah memberikan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://bataviase.co.id/detailberita-10540733.html
http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_VI.PROTISTA
http://www.google.tripanosoma/gambar.html
http://www.suaramerdeka.com/harian/0209/09/ragam1.htm
Norman, D. Levine.1995.Protozoologi Veteriner.UGM Press:Jakarta

ahhhh

ah nlogq gak keurus... pengen ngurusin,,, tapibgung bgt apa yang mau ditulis... curhat aja lah...tapi kapan2 ajah.... hahahah